Kamis, 02 Desember 2010

MENDONGKRAK PROFESIONALITAS GURU (Sebuah Usaha)


Yuk, Berkenalan dengan Lesson Study
(Dedi ”abah” Idris)
Kemajuan suatu bangsa berawal dari dunia pendidikan. Semakin maju dan berkualitas pendidikan suatu bangsa, bangasa itu pun semakin maju. Kondisi seperti ini sudah tidak dapat dipungkiri. Amerika, Inggris, Jepang, Korea dan negara-negara maju lainnya bisa menjadi besar karena perhatian pemerintah dan masyarakatnya terhadap pendidikan begitu serius. Hal tersebut kini disadari oleh pemerintah dan masyarakat Indonesia tercinta ini.
Pemerintah RI menyadari betul bahwa kualitas pendidikan Indonesia kalah oleh bangsa lain. Di kawasan Asia Tenggara saja, kualitas pendidikan Indonesia sudah kalah oleh Malaysia, Singapura bahkan oleh Vietnam. Padahal negara-negara tersebut awalnya berguru ke Indonesia. Untuk itulah pemerintah Indonesia dan stakeholder dunia pendidikan melakukan usaha maksimal dan kontinyu untuk meningkatkan kualitas pendidikan di negeri tercinta ini.
Perubahan kurikulum, perombakan bahkan pergantian kurikulum sudah sering dilakukan demi meningkatkan kualitas pendidikan. Undang-Undang Sistem Pendidikan serta Undng-Undang Guru dan Dosen  dibuat dan diberlakukan. Kerja sama dengan negara-negara maju pun di bidang pendidikan terus dilakukan. Hasilnya? Harus kita akui, sedikit-sedikit kualitas pendidikan di Indonesia meningkat. Tak apalah daripada tidak ada peningkatan sama sekali. Memang untuk meningkatkan kualitas pendidikan tidak semudah mebalikkan telapak tangan. Hasilnya pun tidak spontan dapat dirasakan karena pendidikan merupakan inves masa depan.
Salah satu usaha yang saat ini sedang digalakkan di Indonesia adalah menjalin kerja sama dengan Pemerintahan Jepang. Kerja sama ini difokuskan pada reformasi pembelajaran. Beberapa perguruan tinggi mantan IKIP, antara lain UPI Bandung, UMJ, menjalin kerja sama dengan Jepang, khsususnya dalam reformasi pembelajaran. Sejak tahun 1998, perguruan tinggi tersebut mengembangkan Lesson Study yang sudah terbukti keberhasilannya di Jepang. Kalau semula hanya dilakukan untuk MIPA, kini di Indonesia mulai dikembangkan Lesson Study untuk mata pelajaran lain.
Apakah dengan mengembangkan Lesson Study, proses pembelajaran akan berkualitas? Untuk menjawab pertanyaan itu alangkah baiknya bila kita berkenalan dulu dengan Lesson Study. Yuk, kita telaah, apa itu lesson study.
A.   Pengertian Lesson Study

Lesson Study ; suatu alat/wahana pembinaan profesi pendidik melalui pengkajian pembelajaran secara kolaboratif dan berkelanjutan berlandaskan prinsip-prinsip kolegalitas dan kualitas untuk membangun komunitas belajar.
Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa lesson study bukanlah metode, strategi, atau model pembelajaran. Lesson study merupakan alat atau wahana peningkatan profesionalitas guru. Artinya, dengan lesson study, profesionalitas guru akan meningkat. Dampaknya, sudah tentu proses dan hasil pembelajaran pun meningkat dan berkualitas. Semakin meningkat proses dan kualitas hasil pembelajaran akan membuat kualitas pendidikan secara umum ikut terangkat.
Dalam lesson study, proses pembelajaran dikaji bersama. Pengkajian dilakukan terus-menerus dengan memperhatikan kebersamaan dan peningkatan mutu pendidikan sehingga terbentuk komunitas belajar. Dalam lesson study, segalanya dilakukan bersama-sama. Proses pembelajaran bukan milik guru model. Lesson study bukan “pembelajaran saya”. Lesson study merupakan “pembelajaran kita”.
B.     Tahapan Lesson Study
Lesson study merupakan sebuah sistem. Sebagai suatu sistem, segala sesuatunya dilakukan secara sistemis. Lesson study harus dilakukan dengan langkah-langkah yang sistematis. Langkah-langkah tersebut terdiri atas tiga tahap, yakni tahap Plan (Perencanaan), tahap Do (Pelaksanaan dan Observasi), dan tahap See (Repleksi).

1.      Tahap Plan (Perencanaan)
Langkah apa saja harus dilakukan dan apa saja yang harus direncanakan dalam lesson study?  Antara lain melaksanakan diskusi tentang:
1)      Pemilihan topik, yaitu topik yang sulit   dipahami oleh kebanyakan siswa;
2)      Pemilihan metode/pendekatan  pembelajaran yang sesuai dengan   materi topik dan tingkat perkembangan  intelektual siswa, dan yang berpusat   pada kegiatan siswa (student center),    PAIKEM (Pembelajaran Aktif, Inovatif,  Kreatif, Efektif dan Menyenangkan);
3)      Penyusunan sajian materi pelajaran. Rumuskanlah materi yang sulit dipahami siswa, sulit disajikan guru, penting, dan mendesak.
4)      Pemilihan alat dan media pembelajaran yang sesuai dengan materi pelajaran. Pilihlah alat dan media yang sesuai dengan tujuan, materi, psikologis siswa, efektif, dan praktis.
5)      Penyusunan Lembar Kegiatan Siswa    (LKS). LKS bukan buka, penggunaan LKS harus didampingi buku. LKS tidak bias menggantikan buku. Karena itu, rumuskan LKS yang benar-benar sesuai dengan indicator, tujuan, dan materi pembelajaran.
6)       Penyusunan alat evaluasi. Rumuskan alat evaluasi dengan tepat baik untuk evaluasi awal, evaluasi proses, maupun evaluasi akhir pembelajaran.
7)      RPP. Rumuskan RPP secara kolaboratif berdasarkan pengalaman guru lain atau akhli.
8)      Petunjuk mengajar guru (Teaching Guide). Rumuskan petunjuk guru yang jelas yang dapat dijadikan acuan bagaimana guru model menyajikan pembelajaran.
9)      Menentukan guru/sekolah model. Setelah semua selesai musyawarahkan, siapa yang menjadi guru model dan sekolah mana yang akan dijadikan tempat open lesson.
10)  Buat proposal dan surat pemberitahuan dan kirimkan kepada stakeholder dan kepala sekolah agar open lesson yang diselenggarakan mendapat perhatian dan dukungan dari mereka.

2.      Tahap Pelaksanaan dan Observasi (Do)
1)      Seorang sebagai Guru model
2)      Guru lain, dosen dan mahasiswa/Stakeholder sebagai Observer
3)      (Apersepsi Guru)
-Penyampaian KD/Indikator
-Memotivasi Siswa
-Mengungkapkan Contoh-Contoh
4)      Guru model menyajikan pembelajaran:
- Sesuai RPP
-PAIKEM
-Berpusat pada Pembelajaran
5)      Kegiatan Observer selama open lesson berlangsung:
-Tidak duduk
-Fokus pada kegiatan siswa
_-Mengisi lembar observasi
6)       Guru model menyimpulkan hasil pembelajaran.

3.      Tahap Refleksi (See)
Setelah prose pembelajaran berlangsung, lakukan refleksi. Goro model, observer, dan pihak lain yang terlibat berkumpul untuk melakukan analisis dan refleksi terhadap proses pembelajaran. Tempuhlah langkah berikut:
1)      Berikan kesempatan pertama kepada guru model untuk menyampaikan kesannya terhadap cara/strategi pembelajaran yang telah dilakukan.
2)      Berikan tanggapan-tanggapan observer yang difokuskan pada pembelajaran siswa.
3)      Berikan kesempatan kepada guru model untuk memberikan tangapan balik.
4)      Susun bersama-sama simpulan dan saran untuk perbaikan pada putaran berikutnya.
5)      Lakukan revisi terhadap RPP untuk digunakan pada putaran open lesson berikutnya.

C.   Manfaat Lesson Study

Beberapa manfaat akan dirasakan oleh guru dan observer serta orang-orang yang terlibat dalam open lesson, sebagai berikut:
1)      Meningkatnya rasa percaya diri guru dalam melaksanakan proses pembelajaran;
2)      Guru dapat dan terbiasi mengobservasi diri dan prose pembelajarannya;
3)      Manambah pemahaman dan keterampilan guru mengenai materi pembelajaran, cakupan, dan urutan materi dalam kurikulum. 
4)      Guru termotivasi dan terlatih untuk memokuskan proses pembelajaran terhadap aktivitas belajar siswa.
5)      Terciptanya pertukaran pengetahuan tentang pemahaman berpikir dan belajar siswa
6)      Meningkatnya kolegalitas dan  kolaborasi antarguru.
D.    PENUTUP

Setelah kita berkenalan dengan Lesson Study, bagaimana tanggapan rekan-rekan guru? Penulis sarankan, janganlah dulu kita bersuuzon. Alangkah baiknya bila kita mencoba terlebih dulu. Kalau memang benar terasa manfaatnya, gak ada salahnya yuk kita coba melaksanakan open lesson di level MGMP. Mari kita jadi guru professional sesuai dengan fungsi guru. Selamat mencoba!
KEPUSTAKAAN
Asep S. 2010. Implementasi Lesson Study (Workshop MGMP, Pengawas, dan Kepala Sekolah di Tasikmalaya).
Dirjen PMPTK Depdiknas dan UNJ.2006. Pelatihan Lesson Study bagi Guru Berprestasi dan MGMP MIPA Seluruh Indonesia. Bahan Pelatihan.
You Tube. Powerfull Teaching and Learning.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar