Rabu, 20 April 2011

BERBAGAI PENDEKATAN APRESIASI CERPEN


Abah
Antara kenyataan dan rekaan dalam karya sastra terdapat hubungan interaksi yang ditentukan oleh tiga macam saringan, yaitu konvensi bahasa, sosial budaya, dan konvensi sastra.
Cerita pendek hakikatnya merupakan hasil perjalanan batin seorang pengarang yang dituangkan dalam bentuk karya tulis. Perjalanan batin tersebut diterima pengarang melalui indera perasa, baik melalui pendengaran, penglihatan maupun perasaannya ketika mengalami sebuah kejadian. Setelah diterima, perjalanan batin itu langsung diolah dalam otak pengarang, diproses dan disaring dengan perasaan dan jadilah sebuah karya sastra yang utuh.
Perjalanan batin pengarang tersebut dapat dinikmati oleh pembaca melalui kegiatan apresiasi. Tanpa apresiasi, seorang pembaca tidak akan menemukan pengalaman batin pengarang dengan utuh. Apresiasi adalah penghargaan (terhadap karya sastra) yang didasarkan pada pemahaman.  Apresiasi mengandung makna :
1)      pengenalan melalui perasaan atau kepekaan batin;
2)      pemahaman dan pengakuan terhadap nilai-nilai keindahan yang diungkapkan pengarang.
Ada berbagai pendekatan dalam mengapresiasi cerpen. Sama halnya dengan apresiasi karya sastra lainnya. Berbagai pendekatan tersebut sebagai berikut:
a)      Pendekatan Mimesis
Alam merupakan sumber imajinasi pengarang dalam menulis sebuah karya sastra. Artinya seorang pengarang berproses menciptakan karya sastra adalah dengan meniru alam, entah yang bersifat sosial, budaya, dan lain-lain. Dalam prosesnya seorang pengarang mengangkat realita kehidupan yang dialami, dilihat, didengar maupun dirasanya melalui panca indera untuk kemudian diolah dalam otak, disaring melalui perasaannya kemudian dituangkan ke dalam sebuah karya sastra secara utuh.
 (Nasution, 2006:20) Antara kenyataan dan rekaan dalam karya sastra terdapat hubungan interaksi yang ditentukan oleh tiga macam saringan, yaitu konvensi bahasa, sosial budaya, dan konvensi sastra. Ketiga saringan tersebut mengarah kepada pengamatan dan penafsiran audiens terhadap kenyataan. Sehingga dengan cara itu pengarang mencoba memberi pencerahan atau penekanan tentang kebenaran isi ceritanya.
Berdasarkan pemahaman tersebut, maka mimesis dapat diartikan sebagai tinjauan karya sastra dengan tujuan bagaimana seorang pengarang mengangkat suatu fakta ke dalam karyanya dan diolah sedemikian rupa sehingga fakta tersebut berubah menjadi fakta yang imajinatif dan menarik untuk dinikmati.
b)       Pendekatan Objektif
Pendekatan objektif merupakan pendekatan terhadap suatu karya sastra, yang memandang karya sastra sebagai suatu bangunan terdiri dari unsur-unsur yang ikut berperan di dalamnya. Unsur-unsur itu disebut dengan unsur pembangun karya sastra. Dalam hal ini, unsur dititikberatkan kepada unsur intrinsik atau unsur dalam sastra. Pendekatan ini sangat mengutamakan pengkajian karya sastra yang lebih mendetail berdasarkan kenyataan teks sebuah karya sastra, dalam hal ini cerita pendek. Sedangkan unsur-unsur yang berada di luar karya sastra dianggap sebagai unsur penunjang keutuhan suatu karya sastra.
c)      Pendekatan Ekspresif
Pengarang sebagai pencipta sebuah karya sastra, sangat berperan aktif dalam memberi corak pada karyanya. Dalam proses penciptaan karya sastra, pengarang secara individual memberikan ideologi serta pandangan sosial yang mempengaruhi pesan moral yang ingin disampaikan, berdasarkan latar belakang sosial dan budaya pengarang. Artinya, pendekatan ini lebih menitikberatkan pada eksistensi pengarang sebagai penciptanya.
d)     Pendekatan Pragmatis
Pembaca sebagai penikmat atau reseptor karya sastra, ikut berperan aktif terhadap penilaian baik atau buruknya sebuah karya sastra. Sebab, pada dasarnya karya sastra diciptakan oleh pengarang untuk kemudian dinikmati atau dibaca oleh masyarakat pembaca sastra. Maka penilaian baik atau buruknya sebuah karya sastra juga ikut dipengaruhi oleh kemampuan pembacanya dalam menafsirkan sastra. Artinya sebuah karya sastra akan dikatakan berhasil apabila penilaian reseptor atau pembaca baik, begitupun sebaliknya. Jadi pendekatan pragmatis adalah pendekatan yang menitikberatkan kepada pembaca atau reseptor.
Dengan berbagai pendekatan apresiasi tersebut, pembaca sebagai penikmat sekaligus apresiator dapat memahami, menghayati, dan akhirnya menghargai berbagai karya sastra. Tidak ada satu pendekatan yang paling baik atau paling kurang, yang ada adalah pendekatan yang tepat. Artinya, pendekatan yang terbaik adalah pendekatan yang sesuai dengan tujuan apresiasi. Selamat mencoba!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar